ZAMZAMSYIFA.SCH.ID, DEPOK – Melepaskan seorang anak untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren atau Boarding School bukanlah hal mudah bagi orang tua. Meskipun Zamzam Syifa Boarding School yang terletak di Jalan Margonda 12 Pancoran Mas ini menerapkan program kepulangan santri per dua minggu sekali, orang tua masih berat melepaskan anak-anak mereka. Orang tua yang berasal dari luar Jabodetabek, seperti Kalimantan, Padang, maupun Makassar lebih berat lagi dalam melepaskan anak-anak mereka menempuh pendidikan pesantren di sekolah internasional ini. Itulah yang dirasakan semua orang tua kala acara penyambutan santri baru dan orang tua santri Zamzam Syifa Boarding School di bangunan vertikal lantai GF (30/6).
Baca juga: Persiapan Jadi Siswa Boarding School
“Kita harus pastikan anak-anak kita sudah nyaman di sini baru kita tinggal. Jadi, saya masih tinggal di sekitar Depok dan pulang minggu depan ke Kalimantan. Khawatirnya anak-anak masih butuh apa-apa yang harus dicari di luar. Anak-anak kan gak ada uang,” ujar orang tua yang berasal dari Bontang, Kalimantan Timur.
Suasana Hari Pertama Bermitra di Sekolah Internasional
Para orang tua bahkan belum tega meninggalkan anak-anak mereka hingga pukul 15.00. Mereka masih terus mendampingi anak-anak selama menata barang-barang dan perlengkapan sehari-hari di asrama lantai 10 (akhwat) dan lantai 23 (Ikhwan). Pasalnya, keharuan menjelang perpisahan mereka semakin terasa saat acara puncak penyambutan santri baru, yaitu seremonial penyerahan santri ke sekolah. Sesi ini diwakili oleh santri baru bernama Shaina, putri dari Bapak Ahmad Muqawwam. Setelah Bapak Ahmad menyampaikan prakata penyerahan, Shaina diizinkan untuk memeluk kedua orang tuanya. Seluruh santri yang duduk menyaksikan acara ini juga diminta untuk memeluk dan mencium tangan kedua orang tuanya. Keharuan pun terasa memenuhi langit-langit lantai GF.
“Ini merupakan langkah awal bagi para santri untuk menimba ilmu dan ibadah guna menjadi generasi rabbani di masa depan. Doa Ayah Bunda menjadi kekuatan bagi para santri untuk mencapai cita-citanya bersama Zamzam Syifa Boarding School. Dukungan ayah dan bunda merupakan bukti cinta kasih yang tidak lekang oleh zaman, terus menerus tiada akhir dan tak bertepi. Keihklasan Ayah dan Bunda dapat menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak dalam belajar di Zamzam Syifa Boarding School,” ujar MC acara, Ilmatus Sadiyah, untuk mengiringi seremonial.
Sambutan Ketua Yayasan Zamzam Syifa Global Insani
Sebelumnya, Ketua Yayasan Zamzam Syifa Global Insani, K.H. Abdullah Muadz, M. Sc., telah menyampaikan dalam sambutannya bahwa pelepasan siswa bersekolah ke Zamzam Syifa Boarding School bukanlah kegiatan menitipkan santri. Akan tetapi, kegiatan untuk bermitra dan bersinergi dengan sekolah. Istilah menitipkan ke sekolah memiliki makna yang negatif dibandingkan istilah bermitra. Setelah anak dititipkan ke sekolah lalu pulang ke rumah, orang tua cenderung lebih banyak memberikan pemakluman.
“Lihat anak hari Minggu masih tidur dan belum salat subuh, udah biarin aja, gak apa-apa karena kasian kemarin bangun pagi jam 03.00 terus. Gak apa-apa, anak dibiarkan main handphone seharian di rumah, kasian kemarin gak main gadget. Jadi kita bersinergi yah, ketika anak pulang, kebiasaan positif dari sekolah terus terbawa hingga rumah,” ujar Ketua Yayasan, K.H. Abdullah Muadz.
Sambutan Ketua Yayasan tersebut sekaligus menjadi nasihat untuk orang tua agar terus menjadi mitra terbaik bagi sekolah dalam mendidik anak-anak. Keharuan orang tua dalam melepaskan anak-anak semoga selalu diiringi dengan doa dari orang tua sehingga anak-anak menjadi pribadi yang berkualitas dan generasi Rabbani di masa depan. (is/uh)